ARTIKEL BEBAS (UNIK & MENARIK)

Monday, November 06, 2006

DONGENG PEMBANGUN JIWA, "Ayat-Ayat Cinta"


“…Subhanallah, aku baru terperangah bahwa da'wah Islam dapat disajikan lewat Novel dan Karya yang hebat. Pokoknya aku menyimpulkan setelah baca Ayat-ayat Cinta, ada Asyiknya, Romantisnya, Harunya, Lucunya, Gemesnya, Emosinya, getirnya, harapan, pencerahan, da'wah, pelajaran hidup, perkawinan suci, rumah tangga, kesetiaan, keberanian, keluhuran, bertetangga, toleransi. baik sekali di baca umat Non Muslim, atau Suami-Istri, atau ahli selingkuh, atau ahli maksiat. : kenikmatan yang halal masih banyak. kenapa orang nyari yang tidakhalal? ha ha ha lucu....untuk Instropeksi. Pentingnya Al-Quran dan Sunnah Rosullulloh. Hebatnya Al-Azhar....Bobroknya Sistem Pemerintahan Model Masa Kini. Pentingnya menuntut ILMU. dan Pentingnya Bikin TARGET HIDUP = TAKDIR DAN KEPUASAN…”Sekelumit kesan salah seorang sahabat setelah membaca novel Ayat-Ayat Cinta.

Tidaklah sanjungan terlalu tinggi bila novel ini dikatakan novel pembangun jiwa, betapa tidak, selain dari segi ceritanya, novel ini juga didukung dengan sitiran beberapa kalamullah, hadits-hadits shohih, kitab-kitab dan pustaka yang baik sehingga bisa menguatkan cerita serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang berfikir.

Berikut karakter pemeran utama yang ada dinovel tersebut, semoga segala kebaikan yang ada bisa menjadi suri tauladan bagi kita semua.

Fahri Bin Abdillah

Seorang mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia. Mungkin dia bisa dikatakan sebagai prototype Rasulullah di era modern ini. Segala tingkah lakunya selalu mencerminkan akhlakul karimahnya seorang muslim sejati. Sikap wara’ dan kehati-hatiannya dalam bertindak membuat dia disegani dan dikagumi banyak orang disekitarnya.

Kemuliaan akhlaknya banyak mamancing tumbuhnya cita-cita tinggi dan cinta bagi banyak akhwat yang mengenalnya. Tapi sekali lagi dengan segala budi luhurnya kondisi demikian tidak menjadikan sebagai komoditi yang ia manfaatkan secara salah. Bahkan dia tetap menyikapi dengan penuh kehati-hatian dan pertimbangan yang terbaik.

Kecintaan dan keinginan para wanita yang ingin dinikahi olehnya datang bertubi-tubi justru setelah dia mengikat janji dengan seorang akhwat pilihan “Aisha” yang agung dan mulia juga akhlaknya.

Namun Fahri tetaplah hamba Allah biasa yang mempunyai kekurangan dan keterbatasan juga. Untuk itu ia selalu berdiskusi dan belajar dari banyak para shalafus sholeh dan ulama-ulama yang ada disekitarnya, demikian juga peran istri pertamanya yang sedikit banyak berperan dalam memberikan pertimbangan dalam setiap ia mengambil keputusan. By Rds


0 Comments:

Post a Comment

<< Home